Kuciumimu selalu.

Lahir secara normal di RS Borromeus Bandung. Namun lahir lebih cepat karena ketuban pecah, walau berat bayi 2390 gram, puji Tuhan bayi sehat dan semua organ tubuh ‘matang’. 

Pagi itu, pukul setengah tiga di hari senin, air ketuban merembes. Bingung mau ngapain karena belum punya pengalaman, akhirnya nunggu hingga matahari muncul dari persembunyiannya. Masih sempat mandi, sarapan dan berdandan. 

Sekitar pukul 7.30 wib, pergi ke Puskesmas terdekat untuk mengecek apakah akan melahirkan atau belum, karena dari hasil pemeriksaan dokter selama kontrol, perkiraan lahir tanggal 11 Februari 2017. Awalnya, ingin menggunakan BPJS, tetapi setelah bidan mengatakan sudah pembukaan dua, dan mereka tidak berani mengambil tindakan medis, kami dirujuk ke RS rujukan. Tetapi karena panik, pengalaman pertama, urusan surat menyurat BPJS lama, kami memutuskan segera ke RS Borromeus.

“Kok lama baru ke sini Bu?” kata salah satu bidan di Borromeus, setelah kami menceritakan bahwa ketubannya merembes sejak enam jam yang lalu. Langsung diberi infus dan bidan itu mengecek kondisi bayi dengan alat yang canggih (saya gak tahu namanya), untuk mengecek kondisi bayi dalam kandungan. 

Kondisi sebelum melahirkan, Bandung 16 Januari 2017 @ Borromeus 

Belum ada kontraksi yang kuat untuk melahirkan, dr. Adrian N, SpOG bilang kalau pukul 14.30 tidak ada kontraksi kuat, maka akan diberi induksi. Singkat cerita, ternyata setengah tiga sore sudah pembukaan delapan. Ibu merintih kesakitan, kontraksi, lalu reda, lalu kontraksi lagi, kondisi ibu semakin lemah, menjelang setengah empat sore dibantu oleh tiga bidan dan seorang dokter, dengan susah payah lahirlah putri kami; Aurelyn Mehulika Sitepu, Putri terhormat dan baik hati. 

Putri kami, Aurelyn Mehulika Sitepu

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, putrinya sehat dan ibunya selamat dari proses perjuangan melahirkan. Dua puluh jahitan tak terasa sakit lagi menyaksikan putri kami mencari ‘makanan dan minumannya’ di dada ibunya.